Kertas Performance
Yogyakarta Art Festival XX ;In The Front Of Survive
Kompleks Benteng Vredeerburg of Yogyakarta on June 15, 2008
PUISI PERFORMANCE
A piece of justice
There was a happy family, passed three rainy seasons. As a happy family, there were a father, a mother and three daughters. Until came the killer gangster. One daughter was murdered by a gun. The happiness became a nightmare. The father took a revenge. The chain of death walked as a labirinth. So, there was an unbalance war. All the gangster was dead by the father’s riffle, but he became a losser winner. Because there was none of family left, all were killed. A happy family became a nightmare, where is he now?
Puisi no.1 Potongan Keadilan
Ada sebuah keluarga bahagia, melewati tiga musim hujan. Selayaknya keluarga, ada ayah, ibu dan tiga putrinya. Sampai datangnya gangster pembunuh. Salah satu putri itu terbunuh dengan pistol. Berubahlah keluarga bahagia menjadi mimpi buruk. Sang ayah membalaskan kematiannya. Maka rantai kematian berjalan seperti labirin. Terjadilah perang tak seimbang. Seluruh gangster mati di ujung senapan sang ayah. Namun dia menjadi pemenang yang kalah. Karena keluarganya tak ada yang tersisa, semuanya ikut terbunuh. Keluarga bahagia menjadi mimpi buruk. Dimana ia sekarang?
Puisi no.2 Orgasme Blok Mesin
Datang kembali kepala punggung yang merengek tidur, bangku kota nomor dua, satu jam. Perempuan bidang yang menunggu dengan kegelisahan dada serta payudaranya, Kepalaku sudah tak lagi merengek maka percakapannya adalah tentang tubuh yang tak harus dikenali, melainkan apa yang dibaui gelisah. Pedang dan perisai. Secuil kain merah menyanding empat puluh lima kapas tusuk telinga. Robek-robek saja, penis dan vagina tak ada bedanya disini, karena musim gugurku adalah punyamu, begitu sebaliknya. Pokok pohon sudah kehilangan air kehidupannya, maka dengan darahpun jadi, kepala punggung banal.
Creamuspoems ;
Lahir bukan kebetulan melainkan upaya kerja-kerja personal dengan mencoba merumuskan dunia puitis dari alam semesta, dan menjalani dengan ringan dan menyenangkan tanpa harus kehilangan keseriusan. Prinsip kerjanya, berawal dari teks, membedah dan merumuskan terciptanya konstruksi puitik yang sangat terbuka bagi setiap bentuk hasil akhir. Pada kerja yang sudah-sudah, konstruksi dilakukan berdasar pemahaman bunyi, bentuk visual, serta gerakan-gerakan yang sangat mandiri dan bebas namun satu dan yang lainnya saling berkaitan, walau terkadang ketika merumuskannya, eksekusi karya tersebut bisa sangat personal, sangat subyektif. Untuk itu pada setiap pertunjukannya Creamus selalu menyertakan sebuah ’kertas performance‘, semacam selebaran yang berisi teks puisi dan sedikit kata pengantar. Hal yang diharapkan dapat menumbuhkan ruang diskusi secara terbuka dan memungkinkan terciptanya sebuah relasi manusia yang utuh, yang semoga dapat membimbing Creamus untuk bersentuhan, mengalami dan menyimpan banyak hal ketika perjumpaan itu tidak harus dibatasi oleh status sosial, profesi, usia, kelas, kultur, kulit, agama, berapa jumlah penghasilan perbulan dan sebagainya, namun justru saling berbagi perbedaan dan pada saat itulah penghargaan terhadap manusia menjadi penting dan semakin sangat penting bagi Creamus. Secara sederhana kiranya demikian semangat yang coba kami jaga dan tawarkan. Terima kasih. Salam.
Puisi Performance Creamuspoems; Yoyo jewe dan Bagus Dwi Danto Teks/konsep Yoyo jewe Performer Yoyo jewe Kolaborator Petruk’ Pondok Kelir Road Manager Inna Hudaya>> 081562969500 Email/Blog creamuspoems@yahoo.com - www.creamuspoems.blogspot.com
Jogjakarta - Indonesia
Yogyakarta Art Festival XX ;In The Front Of Survive
Kompleks Benteng Vredeerburg of Yogyakarta on June 15, 2008
PUISI PERFORMANCE
A piece of justice
There was a happy family, passed three rainy seasons. As a happy family, there were a father, a mother and three daughters. Until came the killer gangster. One daughter was murdered by a gun. The happiness became a nightmare. The father took a revenge. The chain of death walked as a labirinth. So, there was an unbalance war. All the gangster was dead by the father’s riffle, but he became a losser winner. Because there was none of family left, all were killed. A happy family became a nightmare, where is he now?
Puisi no.1 Potongan Keadilan
Ada sebuah keluarga bahagia, melewati tiga musim hujan. Selayaknya keluarga, ada ayah, ibu dan tiga putrinya. Sampai datangnya gangster pembunuh. Salah satu putri itu terbunuh dengan pistol. Berubahlah keluarga bahagia menjadi mimpi buruk. Sang ayah membalaskan kematiannya. Maka rantai kematian berjalan seperti labirin. Terjadilah perang tak seimbang. Seluruh gangster mati di ujung senapan sang ayah. Namun dia menjadi pemenang yang kalah. Karena keluarganya tak ada yang tersisa, semuanya ikut terbunuh. Keluarga bahagia menjadi mimpi buruk. Dimana ia sekarang?
Puisi no.2 Orgasme Blok Mesin
Datang kembali kepala punggung yang merengek tidur, bangku kota nomor dua, satu jam. Perempuan bidang yang menunggu dengan kegelisahan dada serta payudaranya, Kepalaku sudah tak lagi merengek maka percakapannya adalah tentang tubuh yang tak harus dikenali, melainkan apa yang dibaui gelisah. Pedang dan perisai. Secuil kain merah menyanding empat puluh lima kapas tusuk telinga. Robek-robek saja, penis dan vagina tak ada bedanya disini, karena musim gugurku adalah punyamu, begitu sebaliknya. Pokok pohon sudah kehilangan air kehidupannya, maka dengan darahpun jadi, kepala punggung banal.
Creamuspoems ;
Lahir bukan kebetulan melainkan upaya kerja-kerja personal dengan mencoba merumuskan dunia puitis dari alam semesta, dan menjalani dengan ringan dan menyenangkan tanpa harus kehilangan keseriusan. Prinsip kerjanya, berawal dari teks, membedah dan merumuskan terciptanya konstruksi puitik yang sangat terbuka bagi setiap bentuk hasil akhir. Pada kerja yang sudah-sudah, konstruksi dilakukan berdasar pemahaman bunyi, bentuk visual, serta gerakan-gerakan yang sangat mandiri dan bebas namun satu dan yang lainnya saling berkaitan, walau terkadang ketika merumuskannya, eksekusi karya tersebut bisa sangat personal, sangat subyektif. Untuk itu pada setiap pertunjukannya Creamus selalu menyertakan sebuah ’kertas performance‘, semacam selebaran yang berisi teks puisi dan sedikit kata pengantar. Hal yang diharapkan dapat menumbuhkan ruang diskusi secara terbuka dan memungkinkan terciptanya sebuah relasi manusia yang utuh, yang semoga dapat membimbing Creamus untuk bersentuhan, mengalami dan menyimpan banyak hal ketika perjumpaan itu tidak harus dibatasi oleh status sosial, profesi, usia, kelas, kultur, kulit, agama, berapa jumlah penghasilan perbulan dan sebagainya, namun justru saling berbagi perbedaan dan pada saat itulah penghargaan terhadap manusia menjadi penting dan semakin sangat penting bagi Creamus. Secara sederhana kiranya demikian semangat yang coba kami jaga dan tawarkan. Terima kasih. Salam.
Puisi Performance Creamuspoems; Yoyo jewe dan Bagus Dwi Danto Teks/konsep Yoyo jewe Performer Yoyo jewe Kolaborator Petruk’ Pondok Kelir Road Manager Inna Hudaya>> 081562969500 Email/Blog creamuspoems@yahoo.com - www.creamuspoems.blogspot.com
Jogjakarta - Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar